Tanteku, Kartini-ku

Tuesday, April 24, 2012

Lisye K, seorang inspirator sekaligus motivator saya untuk hidup di dunia ini.
Yap, ia adalah Tante saya dimana selama hidup saya, saya dirawat olehnya. Bukan karena orang tua tidak ada, ttpi karier yang memaksa semua.
Pagi ini, saya mendengar ia bercerita tntg hidupnya..
Dari semenjak ia masih kecil, hidupnya gak seindah yang semua ia harapkan.
Ia harus mengambil air den.  gerobak nya untuk keperluan adik-adik (slh stu adik nya itu mama aku )
Selalu mengalah, contoh waktu nenek lg gak ada uang waktu itu jadi nenek harus bayar sekolah untuk adik-adik dulu akhirnya ia ngalah dan ga pernah ngiri. FYI, kakek aku itu dlu tukang reklame, papan nama dan seniman lukis juga .

Akhirnya tante aku bantuin kakek dari pagi sampe larut malem . biar bisa bayar sekolah dan beli sepatu, sepatunya waktu itu warna putih . tp karna sekolahnya mengharuskan sepatu warna hitam jadi dia harus cat sepatunya terus2an sampe lapuk ?
Keadaan keluarga makin ga baik ekonominya ., maklum lah kakek cuma seorang veteran yg berurban ke Jakarta buat menghidupi ke 5 anaknya. Tapi kata tante, hidup ga sampe disitu aja ia harus terus berjuang supaya bisa membahagiakan keluarganya.

Semua upaya pun dilakukan sama tante, dari mulai bantu kakek bikin lukisan dari pesenan perdna menteri Arab, plank nama untuk gedung dinas pertahanan dan perhubun. yg gedenya mnta ampun sampe-sampe tan. tante udah ga asing lagi sama yg namanya terluka dan tergores. Kalau mama, ia hanya berjuang lewat pelajaran yang ia sukai. Sedangkan tante aku yg pertama dan kedua berkarya lewat tan. handal memasaknya tersebut.
Tante Lisye suka banget sama olahraga menembak dan voli, ia punya banyaaakkk penghargaan dari dua cabang olahraga tsb. Ia pun pernah terdaftar sbg anggota perbakin dari tahun 1990-1997. Sedangkan mama, ia suka banget pelajaran bahasa Inggris sama kayak aku, bahkan waktu itu dia Cuma menyelesaikan 3 tahun kuliah nya (S1) di salah satu universitas jurusan khusus bahasa Inggris. Tante aku yg pertama dan ke2 mereka membuka usaha yg Alhamdulillah sekarang menjadi restaurant masakan Indonesia di Belanda.
Mereka sibuk den. urusan mereka masing2 tapi tante lisye.. Rela berhenti jadi anggota perbakin demi ngerawat aku, rela menghabiskan waktunya untuk nungguin aku dan anak adiknya (sdh almarhum) di sekolah selama 10 tahun aku sekolah, dan rela tidak menikah sebelum aku sukses kelak..

FYI, setelah 3 tahun lalu om aku (adik bungsu di keluarga mama) meninggal, tante lisye memilih untuk merawat anaknya yang lelaki.

Tante selalu miris dgn kehidupan yg ada di sekitar, ia selalu mengajarkan betapa indah kehidupan ini apabila kita sendiri yang membuatnya indah, jan. pernah malas untuk mengejar impian karena kunci kesuksesan adalah sebuah kerja keras, perbanyak doa dan sejuta kemauan. Itu yang selalu tante aku kasih tau, jadi apabila seseorang itu hidup susah itu bukan karena tuhan. Tapi karena dia sendiri, tidak ada kemauan yg besar untuk berusaha membuat kehidupannya lebih baik.
Tante sendiri sekarang alhamdulillah hdupnya sangat amat berkecukupan dalam hal materi, ya semua usaha pasti ada hasilnya .

Tante emang gak sepintar mama aku dlm hal pelajaran, tapi ia sangat pintar dalam hal kehidupan.

THE END



banner

4 comments:

  1. Perjuangan yang sangat hebat..
    Salam buat Tante Lisye ya..

    Ikut kontes ditempatku juga dong Denis ya y. ya..
    Ini linknya: http://ceritayuni.blogdetik.com/2012/04/21/bloggerkartinian-potret-kartini-masa-kini/

    Makasih :)

    ReplyDelete
  2. hehehe iya =)

    yahh waktu nya ngga sempet nih buat foto nya u,u

    ReplyDelete
  3. Warna hidup tante Lisye sangat indah dan bagaikan sungai mengalir berbatu namun menunjukan eloknya :)
    Terima kasih atas partisipasinya ya di http://anny.blogdetik.com :)

    ReplyDelete
  4. MAkasih atas keikutsertaannya:)

    tunggu pengumumannya yak :)

    best regards :)

    ReplyDelete

@Denis_AT. Powered by Blogger.